Senin, 18 Juli 2011

Merenungi Sepi

Kadang sepi menggelayuti hati, kadang merasa sendiri dalam keheningan yang tak berujung. Hanya ingin mengucapkan salam bahwa hati ini merasa hampa. Pada hakikatnya jiwa-jiwa manusia ingin berbagi, namun belum waktunya untuk berbagi. Entahlah karena tak ada satu orang pun yang bersedia menjadi wadah untuk menampung cerita ini.

Kini harus dibawa ke mana lagi rasa sepi itu. Terjebak dalam lamunan panjang pun tak pernah menyelesaikan masalah. Hari-hari dimana banyak teman yang senantiasa berbagi canda pun tak mampu untuk menyelimuti rasa sepi yang ada. Mengapa manusia harus terbebani oleh rasa sepi. Kenapa rasa sepi harus datang dalam gelap kekhawatiran, bahwa akankan rasa ini akan lama berlangsung.
...
Sesungguhnya diri harus bangun dari rasa ini. Karena Sang Maha pencipta selalu menemani hamba-hambanya dan tak akan membiarkan diri ini merasa sepi. Angin malam, keheningan malam, menambahkan rasa sepi ini. Tapi untuk itulah malam menjadikan sepi. Agar diri ini pandai merenungi setiap nikmat yang ada, menulis dalam sepi, dan melembutkan hati ini untuk lebih dekat dengan-Nya.

Mungkin itulah makna sepi yang harus diambil dari sisi berbeda Karena dengan sepi aku lebih bisa dekat dengan Tuhanku. Walaupun kadang sepi membuat hati menjadi luka, tercampakkan. Namun, sekali lagi ku tahu dan ku renungi bahwa sepi buatku adalah hadiah dari-Nya..untuk tak lagi menjauh namun semakin dekat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar